23 April, 2008

31 Oktober, 2007

Blogger dan Suporter Sepak Bola


BLOGGER dan suporter sepak bola itu mungkin nggak jauh beda. Mereka sama-sama "bonek" (bermodal nekat). Kisah ini terungkap pada acara Pesta Blogger 2007, Sabtu, 27 Oktober 2007, di Blitz, Megaplex, Jakarta.

Ceritanya, pada acara talk show, Wimar Witoelar sebagai pemandu acara meminta seorang blogger yang datang dari luar Jawa untuk bercerita tentang kedatangannya ke acara temu blogger nasional pertama itu.

Seorang blogger asal Poso mengacungkan jari dan mendapat kesempatan berbicara. Ia menuturkan bahwa ia sengaja datang secara khusus dari jauh karena ingin bertemu dengan para blogger dan Wimar Witoelar. "Kalau ada yang disebut sebagai bapak Blogger, Pak Wimar ini opanya blogger," ujar Ruslan Sangadji (http://ochansangadji.co.nr/) blogger asal Poso yang juga berprofesi sebagai kontributor koran berbahasa Inggris The Jakarta Post ini.

Komentarnya kontan disambut gelak tawa blogger lain. Ruslan yang juga dipanggil Ochan itu lalu mengisahkan betapa gembiranya bisa datang ke pesta blogger ini. Ia mengatakan hal itu dengan penuh semangat dan meledak-ledak hingga tiap kali dia selesai bicara disambut oleh tepuk tangan riuh para blogger yang lain.

Tak ketinggalan, Ruslain menceritakan perjuangannya untuk bisa datang ke Jakarta dengan biaya urunan dari kawan kawan sesama blogger di Poso. "Uang yang kami kumpulkan untuk datang ke sini sangat pas-pasan hingga sekarang kami sudah tidak punya uang lagi untuk pulang," katanya yang langsung disambut riuh para blogger.

Mendengar kisah Ochan itu, Ventura Ellisawati, GM Marketing & Sales, yang juga hadir di acara itu langsung berinisiatif membelikan tiket pulang untuk Ochan. "Ini salah satu bentuk komitmen XL pada blogger," kata Ellisawati.

Berkat uluran tangan salah satu petinggi XL itu, akhirnya Ochan pun bisa tersenyum dan pulang ke Poso dengan tenang. Tapi, lain kali jangan bonek lagi ya ...

Dari Pesta Blogger 2007: Kami dan Maylafazza

Hari itu, 27 Oktober 2007, Blitz Megaplex, Grand Indonesia lt. 8, Bundaran HI, Jakarta, seakan milik para blogger. Sedikitnya 500 orang dari berbagai penjuru tumpah ruah di gedung baru itu. Mereka yang sebelumnya hanya berkenalan di dunia maya, hari itu bisa bertemu dan ngobrol akrab. Mungkin juga ada yang ketemu jodoh.

Berbeda dengan pertemuan organisasi massa atau pun partai politik, yang harus diundang melalui undangan kertas yang wangi, dan disediakan tiket plus uang saku. Para blogger, datang dengan dana sendiri dan kesadaran sendiri. Tujuan mereka hanya satu, ingin bertemu dengan sesama blogger.

Aku dan Andi Mizwar, adalah dua blogger yang mungkin pertama kali tiba di
Blitz Megaplex itu. Panitia pun belum ada di tempat. Setelah berkeliling dan duduk santai sambil menghabiskan tiga batang rokok di ruang bebas rokok, barulah panitianya datang.

Wimar Witular, pun datang. Para blogger menyerbunya. Ada wartawan yang wawancara. Sambil menjawab pertanyaan wartawan, Wimar Witular yang ku sebut dengan opa blogger Indonesia itu sibuk melayani para blogger lainnya untuk foto bareng. Ya begitulah blogger. Kata seorang teman: Bukan blogger kalau gak narsis. hehehehe....

Aku dan Andi Mizwar pun menghampiri Opa Blogger itu. Kami kenalan dan foto bareng. Ia hampir tak percaya kalau aku dan Andi Mizwar bukan dari Sulawesi Tengah. "Ah, orang Sulteng yang tinggal di Jakarta?," katanya. Sampai akhirnya ia memintaku menunjukkan tiket ku. Maka kami pun foto bareng sambil ku perlihatkan tiket pesawat yang masih ku simpan di tas ku.

Dari situlah, awal ceritanya, sampai aku dan Andi Mizwar mendapat surprise dari XL. Kami diberikan dua tiket kembali ke Sulawesi Tengah. Dasar rezeki....kalau Tuhan akan memberikannya, tak ada yang bisa menghalanginya. Dan ketika itulah, kami berdua tiba-tiba mendadak jadi seleb. Kami mengalahkan ketenaran
Maylaffayza pada hari itu. Hehehehe.....

Padahal, Maylaffayza adalah seorang bintang. Ia adalah selebriti, artis, pemain biola terkenal dan murid Idris Sardi. Apalagi, kehadiran Maylaffayza di Pesta Blogger 2007 itu, dengan pakaian seksi yang mengundang semua mata tertuju padanya. Sorry ya Mbak Fay... aku pun selalu mencuri pandang padanya. Tapi gak sempat foto bareng karena gak pede. hehehehe....

Media elektronik dan cetak, menyorot kami. Wajah dan nama ku menghiasi halaman media cetak. Pun halnya di halaman blog dan site kawan-kawan. Sampai-sampai XL pun memasukan halaman utama blog ochansangadji.co.nr di halaman sitenya. Terima kasih XL.....telah menyambung hidup kami kembali ke Sulteng. Terima kasih Tuhan....semua karena izin-MU....***

24 Oktober, 2007

Membaca Sama dengan Makan dan Minum


Ruangan itu tidak terlalu luas. Lebih tepat disebut sebagai sebuah ruang garasi untuk mobil. Penerangan pun tidaklah maksimal. Tapi ruangan itu begitu berarti.

Ya..ruangan itu adalah perpustakaan mini bernama Nemu Buku Palu. Nemu, adalah kependekan dari nama Neni Muhidin. Seorang pria kelahiran Palu yang setelah selesai menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Pasundan, Bandung, lalu kembali ke Palu.

Penulis Antologi Puisi Dian Sastro for Presiden ini, kemudian berobsesi mencerdaskan anak-anak muda Palu. Maka salah satu solusinya adalah memperbanyak membaca buku.

"Bagi saya membaca itu sama dengan makan dan minum. Membaca menjadi sebuah kebutuhan untuk dapat melihat dunia yang lebih luas," kata Neni Muhidin yang lahir di Palu 1 Juni 1978 ini kepada pers, Sabtu (20/10) lalu.

Ia mengaku bergairah, setelah melakukan survei di Perpustakaan Daerah Sulawesi Tengah. Di situ ia melihat ada beberapa orang yang lagi asyik membaca dan menulis. Ada anak-anak sekolah yang mendata-data buku.

Meski tidak terlalu banyak pengunjung, di perpustakaan daerah itu, tapi Neni Muhidin bergumam: "Di perpustakaan daerah itu saya bernapas panjang. Hmmm, ada gairah, sekalipun tak massal," ujarnya.

Dari situlah, pada 17 Agustus 2007 lalu secara resmi ia membuka perpustakaannya. Launchingnya ditandai dengan diskusi yang hanya dihadiri oleh sekitar enam orang saja.

Ia tak putus asa. Kampanye pentingnya membaca buku terus dilakukannya. Lantas, ada kawannya yang memberikan ide bahwa sebaiknya dilengkapi dengan warung kopi, agar orang datang membaca sambil bisa membaca.

"Akhirnya saya ikuti saran itu dan berdirilah kedai kopi. Maka jadilah satu paket perpustakaan mini dan kedai kopi Nemu Buku Palu," kata Neni Muhidin.

Mendapat Donasi Buku dari Sahabat

Awalnya, semua buku dan majalah bekas yang dibawa dari Bandung menjadi koleksi di perpustakaan mini itu. Ia kemudian memperluas jaringannya dengan mencari donasi buku melalui milling list. Hasilnya, sejumlah kalangan pun menyumbang buku untuk Perpustakaan mini itu.

Para penyumbang buku itu antara lain Rony Palungkun, Pegiat Penerbitan, Jakarta, Dendy Borman, Jakarta, Kurniah Sari Dewi, Palu, Imam Sofyan, Dosen FISIP Universitas Tadulako, Palu, Yopi Rodiah, Pegiat LSM Anak Matahariku, Psikolog, Bandung, Mahmud Baculu, Sekretaris Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, Agustina Baculu, Pustakawan, Palu dan Intan Yusan Septiani, Jurnalis Tabloid Nova, Jakarta dan masih banyak yang lain.

"Mereka adalah sahabat saya, yang sangat antusias membantu mendonasi buku kepada saya. Terima kasih buat sahabat-sahabat saya itu," ujarnya.

Menurut Neni Muhidin, walaupun perpustakaannya tidak secanggih digitalisasi perpustakaan CSIS di Tanah Abang, Jakarta, atau perpustakaan di Depdiknas di Jakarta, tapi yang pasti, perpustakaan mini Nemu Buku Palu ini menjadi ruang melihat jendela dunia bagi anak-anak muda Palu.

Kini, perpustakaan mini Nemu Buku Palu itu belumlah seramai Perpustakaan Daerah Sulawesi Tengah. Tapi, Neni Muhidin mengakui bahwa setiap hari selalu saja ada pengunjung, baik itu mahasiswa maupun siswa SMU.
"Syukurlah, sudah mulai bergairah. Kawan-kawan juga banyak yang datang baca buku sambil diskusi di sini, karena saya buat konsep perpustakaannya lebih santai dan tidak terlalu formal seperti perpustakaan lainnya," tandas Neni Muhidin.***

22 Oktober, 2007

Partai Hanura Sulteng Didominasi Orang Golkar

Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Sulawesi Tengah, didominasi para mantan pengurus teras Partai Golkar Sulteng. Dalam surat Keputusan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hanura, Abdul Karim Hanggi mantan wakil Partai Golkar di DPR tercatat sebagai ketua di daerah ini.

Selain Abdul Karim Hanggi yang juga mantan Bupati Buol itu, dalam susunan wakil ketua Partai yang dibidani Jend Purn Wiranto itu, tercantum nama Bayu Alexander Montang(pemimpin umum sebuah koran lokal di Palu), yang juga Ketua Departemen Media Massa Partai Golkar.

"Ada lima orang petinggi Partai Golkar Sulteng yang membelot ke Hanura," kata Bayu Alexander Montang, Senin (22/10).

Menurut Bayu Montang, hengkangnya dia ke Partai Hanura itu, sebagai sebagai bentuk protesnya terhadap partai Golkar Sulteng, yang selama ini tak pernah memaksimalkan dirinya selaku pengurus. "Saya tidak menyesal pindah partai baru," ujarnya.

Menurut rencana, Selasa (23/10) sore, kepengurusan Partai Hanura Sulteng akan dilantik oleh ketua umum Partai tersebut, Jend Pur. Wiranto. Selain akan menyampaikan pidato piolitik, Wiranto juga dijadwalkan mengikuti acara Haul Habib Idrus bin Salim Aljufrie, pendiri Perguruan Islam Al-Akhairat di Palu pada 24 Oktober nanti.

Sejumlah Jenderal purnawiran juga dijadwalkan akan hadir. Antara lain Suaidy Marasabessy, Subagyo HS dan Fahcrul Rozi.

Ketua DPD Partai Golkar Sulawesi Tengah, Aminuddin Ponulele mengatakan, hengkangnya sejumlah kader partai itu ke Hanura, adalah hak politik masing-masing orang, sehingga ia tidak punya kuasa untuk mencegahnya.

Hengkangnya sejumlah kader Partai Golkar ke partai lain, kata Aminuddin Ponulele, bukanlah masalah baru, tapi sudah sejak awalnya reformasi dulu. Hampir semua partai baru didominasi oleh kader-kader Golkar.

"Jadi, tak masalah bagi kami. Toh meskipun mereka pindah, Golkar tetap eksis dan kuat," ujar Ponulele yang juga mantan Gubernur Sulteng itu.***

06 Oktober, 2007

Kebahagiaan dan pengorbanan


Memang... cinta dan sayang itu harus berkorban. Harus mengedepankan atau mengutamakan yang dicintai dan disayang. Semua itu dimaksudkan untuk dapat meraih kebahagiaan. Saling membagi hati dalam kesendirian. Saling berbagi cerita dalam kesepian. Saling berbagi rindu dalam kepekatan malam. Saling menikmati ilusi tetapi enggan melangkah pergi. Saling bertukar mimpi di batas terluar imajinasi.

Kebahagiaan itu memang sangat mahal harganya. Semahal apa? tak ada kalimat yang bisa menjelaskannya. Tapi yang pasti, kita harus bisa saling percaya dan berbagi. Kebahagiaan tidak datang tiba-tiba. Kebahagiaan datang saat kita menyayangi seseorang. Kebahagiaan tiba saat kita mempercayai seseorang. Kebahagiaan tercipta saat kita mencintai seseorang. Kebahagiaan menjelma saat kita menjaga seseorang

Kebahagiaan akan selalu bersama kita, ketika kita selalu sedia bersamanya. Ketika kita tak pernah berharap balasan darinya. Tentang segala sesuatu yang pernah, sedang, dan akan selalu kita curahkan kepadanya. Tapi kita selalu percaya, bahwa kebahagiaan menghampiri kita ketika kita bisa menciptakan seulas senyum di bibirnya. Kebahagiaan menyapa kita, ketika kita bisa memecahkan kebekuan bersama tawanya. Kebahagiaan menemani kita, ketika kita bisa merengkuhnya sekadar isyarat, bahwa ia tak pernah sendiri dalam kesehariannya. ***

Cinta, Kasih & Sayang

Jika Tuhan bertanya pada ku: Apa yang kau inginkan...??? aku hanya bisa menjawab: muliakanlah orang yang ku sayangi. Mudahkanlah semua urusannya. Cukupkanlah rezeki untuknya. Penuhi semua keinginannya. Tinggikan derajatnya. Tambahkan cinta, kasih dan sayangnya untukku. Dan yang paling penting adalah berikanlah keridhaan padanya.

Sesunggunya, cinta, kasih dan sayang, adalah sesuatu yang abstrak. Ia adalah pemberian Tuhan yang tak bisa dilihat dengan mata telanjang. Cinta, kasih dan sayang itu hanya bisa dinyatakan. Entah apa pun caranya menyatakan itu. Yang pasti, cinta, kasih dan sayang itu, tak hanya sekadar menyatakannya dengan kata-kata manis. Tak sekadar menyatakannya dengan kalimat melalui short service message. Ya...cinta, kasih dan sayang itu harus diwujudkan.

Cinta, kasih dan sayang, adalah amanah dari Tuhan. Tuhanlah Sang Pemberi semua itu. Dan karena itu adalah amanah, maka kita harus berbagi cinta, kasih dan sayang itu kepada yang lain. Wajib diberikan kepada banyak makhluk. Tapi hati kita harus tetap pada seorang yang dicintai, disayangi dan dikasihi itu.

Jadi, sangatlah penting untuk menyelami makna berbagi itu. Berbagi, bukan berarti kita juga wajib menerima. Berbagi, bukan berarti harus mengekang. Dan berbagi, bukan berarti harus memaksakan kehendak kita pada yang dicintai, disayangi dan dikasihi itu. Berbagi, adalah memperjelas kasih sayang dan cinta kita kepada semuanya. Bukankah kita ditugaskan untuk menebar rahmatan lil 'alamin...??? Itulah makna cinta, kasih dan sayang yang sesungguhnya. Cinta, kasih dan sayang adalah sebuah kebahagiaan yang tak berbatas.

Sesungguhnya kebahagiaan yang sejati adalah ketika kita dapat memberikan kebahagiaan itu juga kepada orang lain. Orang yang berguna adalah yang bermanfaat bagi orang lain pula.

Tuhan mendengarkan aku menjelaskan banyak soal cinta, kasih dan sayang...sampai soal makna berbagi. Dan Tuhan pun hanya bisa tersenyum menyimak kalimatku. Tapi bukan berarti aku hendak menguliahi-MU Tuhan. Aku hanya mengulang semua pelajaran yang sudah ENGKAU berikan padaku. Sungguh besar nikmat MU Tuhan. Terima kasih Tuhan...ENGKAU telah memberikan cinta, kasih dan sayang MU pada ku, sampai aku bisa berbagi dengan yang lain.

Tuhan...aku minta maaf ya...ini hanya catatan isi hati ku, yang ku persembahkan buat seseorang yang sudah begitu baik padaku......***