06 Oktober, 2007

Kebahagiaan dan pengorbanan


Memang... cinta dan sayang itu harus berkorban. Harus mengedepankan atau mengutamakan yang dicintai dan disayang. Semua itu dimaksudkan untuk dapat meraih kebahagiaan. Saling membagi hati dalam kesendirian. Saling berbagi cerita dalam kesepian. Saling berbagi rindu dalam kepekatan malam. Saling menikmati ilusi tetapi enggan melangkah pergi. Saling bertukar mimpi di batas terluar imajinasi.

Kebahagiaan itu memang sangat mahal harganya. Semahal apa? tak ada kalimat yang bisa menjelaskannya. Tapi yang pasti, kita harus bisa saling percaya dan berbagi. Kebahagiaan tidak datang tiba-tiba. Kebahagiaan datang saat kita menyayangi seseorang. Kebahagiaan tiba saat kita mempercayai seseorang. Kebahagiaan tercipta saat kita mencintai seseorang. Kebahagiaan menjelma saat kita menjaga seseorang

Kebahagiaan akan selalu bersama kita, ketika kita selalu sedia bersamanya. Ketika kita tak pernah berharap balasan darinya. Tentang segala sesuatu yang pernah, sedang, dan akan selalu kita curahkan kepadanya. Tapi kita selalu percaya, bahwa kebahagiaan menghampiri kita ketika kita bisa menciptakan seulas senyum di bibirnya. Kebahagiaan menyapa kita, ketika kita bisa memecahkan kebekuan bersama tawanya. Kebahagiaan menemani kita, ketika kita bisa merengkuhnya sekadar isyarat, bahwa ia tak pernah sendiri dalam kesehariannya. ***

Cinta, Kasih & Sayang

Jika Tuhan bertanya pada ku: Apa yang kau inginkan...??? aku hanya bisa menjawab: muliakanlah orang yang ku sayangi. Mudahkanlah semua urusannya. Cukupkanlah rezeki untuknya. Penuhi semua keinginannya. Tinggikan derajatnya. Tambahkan cinta, kasih dan sayangnya untukku. Dan yang paling penting adalah berikanlah keridhaan padanya.

Sesunggunya, cinta, kasih dan sayang, adalah sesuatu yang abstrak. Ia adalah pemberian Tuhan yang tak bisa dilihat dengan mata telanjang. Cinta, kasih dan sayang itu hanya bisa dinyatakan. Entah apa pun caranya menyatakan itu. Yang pasti, cinta, kasih dan sayang itu, tak hanya sekadar menyatakannya dengan kata-kata manis. Tak sekadar menyatakannya dengan kalimat melalui short service message. Ya...cinta, kasih dan sayang itu harus diwujudkan.

Cinta, kasih dan sayang, adalah amanah dari Tuhan. Tuhanlah Sang Pemberi semua itu. Dan karena itu adalah amanah, maka kita harus berbagi cinta, kasih dan sayang itu kepada yang lain. Wajib diberikan kepada banyak makhluk. Tapi hati kita harus tetap pada seorang yang dicintai, disayangi dan dikasihi itu.

Jadi, sangatlah penting untuk menyelami makna berbagi itu. Berbagi, bukan berarti kita juga wajib menerima. Berbagi, bukan berarti harus mengekang. Dan berbagi, bukan berarti harus memaksakan kehendak kita pada yang dicintai, disayangi dan dikasihi itu. Berbagi, adalah memperjelas kasih sayang dan cinta kita kepada semuanya. Bukankah kita ditugaskan untuk menebar rahmatan lil 'alamin...??? Itulah makna cinta, kasih dan sayang yang sesungguhnya. Cinta, kasih dan sayang adalah sebuah kebahagiaan yang tak berbatas.

Sesungguhnya kebahagiaan yang sejati adalah ketika kita dapat memberikan kebahagiaan itu juga kepada orang lain. Orang yang berguna adalah yang bermanfaat bagi orang lain pula.

Tuhan mendengarkan aku menjelaskan banyak soal cinta, kasih dan sayang...sampai soal makna berbagi. Dan Tuhan pun hanya bisa tersenyum menyimak kalimatku. Tapi bukan berarti aku hendak menguliahi-MU Tuhan. Aku hanya mengulang semua pelajaran yang sudah ENGKAU berikan padaku. Sungguh besar nikmat MU Tuhan. Terima kasih Tuhan...ENGKAU telah memberikan cinta, kasih dan sayang MU pada ku, sampai aku bisa berbagi dengan yang lain.

Tuhan...aku minta maaf ya...ini hanya catatan isi hati ku, yang ku persembahkan buat seseorang yang sudah begitu baik padaku......***

Tuhan Ada di Jiwaku

Malam ini aku tidur. Dalam tidurku, ku merenung. Bahwa besok, pagi pasti kan datang. Fajar pasti menyingsing. Ayam pasti berkokok. Mentari akan menampakkan cahayanya. Burung-burung masih juga akan berkicau. Embun masih akan menempel di rerumputan.

Tapi, akankah aku masih bisa bertemu dengan fajar....??? Apakah mentari masih bisa menyapaku...???Apakah telingaku masih bisa mendengar burung-burung berkicau....??? Dan apakah kakiku masih basah karena menginjak embun di rerumputan....???

Aku baru bisa mendapatkan jawabannya, kalau aku sudah bisa bangun pagi. Tapi, dalam tidurku, aku terus gelisah memikirkan semua itu. Aku takut tak bisa bertemu dengan semua keindahan itu. Tapi yang pasti, bahwa Tuhan masih tetap ada di jiwaku. Aku tak akan gelisahkan Tuhan ku. Aku juga tak akan membuat Tuhanku menjadi sedih. Aku akan selalu membuat Tuhanku gembira. Dengan begitu, aku berharap Tuhan masih bisa membangunkanku untuk menyaksikan semua yang ku gelisahkan itu.

Tapi, kadang pula aku bertanya, apakah benar Tuhan ada di jiwaku....??? kalau Tuhan ada di jiwaku, kenapa jiwaku selalu gelisah...??? Tidak...aku tetap yakin bahwa Tuhan memang sedang ada di jiwaku dan aku merasakan itu, Saat ini Tuhan memang sedang berselimut dalam jiwaku. Aku sedang mendekap Tuhan dalam jiwa ku. Ku dekap erat-erat sampai Tuhan tak bisa lepas dari jiwaku.

Kadang, aku selalu berkata pada Tuhan, kenapa ENGKAU memilih jiwaku sebagai tempat persemayamanmu...??? Kenapa ENGKAU memilih selimut di jiwaku...??? Kenapa ENGKAU mau ku dekap dalam jiwaku....??? Aku belum menemukan jawaban itu dari Tuhan. Tapi, waktu aku sekolah, guru ku selalau mengatakan bahwa Tuhan tak pernah tidur. Ia selalu mengawasi semua yang ku lakukan. Ia dapat melihat semuanya, bahkan yang tak bisa ku lihat pun, Tuhan dapat melihatnya.

Tuhan, aku kagum pada-MU. Betapa besar kemampuan MU. ENGKAU menciptakan lagit dan bumi tanpa perlu berkeringat. ENGKAU hanya mengatakan jadi, maka jadilah semua itu. Sedangkan aku, untuk menginginkan sesuatu, aku tak mungkin mengatakan seperti apa yang ENGKAU katakan. Aku harus bekeringat dulu. ENGKAU menjadikan hidup dan mati tanpa berlelah-lelah terlebih dahulu.

Tapi aku...Aku harus berlapar-lapar dulu. Aku harus mengeluarkan tenaga dulu untuk mengadakan sesuatu. Itupun, hasilnya kadang tak sesuai harapan yang ku inginkan. Sekarang, aku sedang menunggu ENGKAU menunjukkan kekuasaan-MU yang lain.

Tuhan, aku tak akan mengecewakan-MU...aku tak akan membuat ENGKAU menjadi sedih. Aku akan selalu merawat-MU...aku akan selalu setia mendekap-MU agar ENGKAU tak lepas dari selimut jiwaku...***